14 Mei 2013

soal kalor fisika 7

Soal No. 1
Air bermassa 100 gram berada pada suhu 20° C dipanasi hingga suhu 80° C. Jika kalor jenis air adalah 1 kal/gr ° C tentukan jumlah kalor yang diperlukan, nyatakan dalam satuan kalori!



Pembahasan
Data soal:
m = 100 gram
c = 1 kal/gr°C
T1 = 20°C
T2 = 80°C

Kalor yang diperlukan:
Q = m x c x Δ T
Q = 100 x 1 x (80−20)
Q = 100 x 60
Q = 6000 kalori

Soal No. 2
Air bermassa 100 gram berada pada suhu 20° C dipanasi hingga mendidih. Jika kalor jenis air adalah 4200 J/kg ° C tentukan jumlah kalor yang diperlukan, nyatakan dalam satuan joule!

Pembahasan
m = 100 gram = 0,1 kg
c = 4200 J/kg °C
T1 = 20°C
T2 = 100°C

Kalor yang diperlukan:
Q = m x c x Δ T
Q = 0,1 x 4200 x (100−20)
Q = 420 x 80
Q = 33600 joule

Soal No. 3
Es massa 200 gram bersuhu − 5°C dipanasi hingga suhunya menjadi − 1° C, jika kalor jenis es adalah 0,5 kal/gr ° C. Tentukan berapa kalori kalor yang diperlukan dalam proses tersebut!

Pembahasan
m = 200 gram
c = 0,5 kal/gr°C
T1 = −5°C
T2 = −1°C

Kalor yang diperlukan:
Q = m x c x Δ T
Q = 200 x 0,5 x [−1−(−5)]
Q = 100 x 4
Q = 400 kalori

Soal No. 4
Es bermassa 150 gram berada pada suhu 0°C dipanasi hingga seluruhnya melebur menjadi air yang bersuhu 0 °C. Tentukan jumlah kalor yang diperlukan untuk proses tersebut!

Pembahasan
Data soal:
m = 150 gram
L = 80 kal/gr

Kalor untuk melebur seluruh es:
Q = m x L
Q = 150 x 80
Q = 12000 kalori

Soal No. 5
Es bermassa 250 gram bersuhu − 5° C dipanasi hingga melebur menjadi air bersuhu 0°C. Jika kalor jenis es 0,5 kal/gr°C, dan kalor lebur es adalah 80 kal/gr, tentukan kalor yang diperlukan untuk proses tersebut!

Pembahasan
Data soal:
m = 250 gram
ces = 0,5 kal/gr°C
Les = 80 kal/gram

Proses 1, menaikkan suhu es, kalor yang diperlukan:
Q1 = m x c x ΔT
Q1 = 250 x 0,5 x 5
Q1 = 625 kalori kalori

Proses 2, meleburkan seluruh es, kalor yang diperlukan:
Q2 = m x L = 250 x 80 = 20000 kalori

Jumlah kalor seluruhnya yaitu Q1 + Q2
Q = 625 + 20000
Q = 20625 kalori

Soal No. 6
Es bermassa 200 gram bersuhu − 5° C dipanasi hingga melebur menjadi air bersuhu 100°C. Jika kalor jenis es 0,5 kal/gr°C, kalor jenis air adalah 1 kal/gr°C dan kalor lebur es adalah 80 kal/gr, tentukan jumlah kalor yang diperlukan untuk proses tersebut!

Pembahasan
Data soal:
mes = mair = 200 gram
ces = 0,5 kal/gr°C
cair = 1 kal/gr°C
Les = 80 kal/gram

Proses 1, menaikkan suhu es, kalor yang diperlukan:
Q1 = m x c x ΔT
Q1 = 200 x 0,5 x 5
Q1 = 500 kalori

Proses 2, meleburkan seluruh es, kalor yang diperlukan:
Q2 = m x L = 200 x 80 = 16000 kalori

Proses 3, menaikkan suhu air dari 0 hingga 100
Q3 = m x c x ΔT
Q3 = 200 x 1 x 100
Q3 = 30000

Keseluruhan jumlah kalor yang diperlukan adalah jumlah dari Q1, Q2 dan Q3:
Q = 500 + 16000 + 30000
Q = 46500 kalori

Soal No. 7
Air bersuhu 20°C dengan massa 200 gram dicampur dengan air bersuhu 90°C bermassa 300 gram. Tentukan suhu akhir campuran!

Pembahasan
Data soal:
m1 = 200 gram
m2 = 300 gram
c1 = c2 = 1 kal/gr°C
ΔT1 = t − 20
ΔT2 = 90 − t

Asas pertukaan kalor/asas black
Qlepas = Qterima
m2 x c2 x ΔT2 = m1 x c1 x ΔT1
300 x 1 x (90 − t) = 200 x 1 x (t − 20)
27000 − 300t = 200t − 4000
27000 + 4000 = 300t + 200t
31000 = 500t
t = 31000 / 500
t = 62°C

Soal No. 8
Sepotong logam dengan kalor jenis 0,2 kal/gr°C bermassa 100 gram bersuhu 30°C dimasukkan pada bejana berisi air yang bersuhu 90°C bermassa 200 gram. Jika kalor jenis air adalah 1 kal/gr°C dan pengaruh bejana diabaikan tentukan suhu akhir logam!

Pembahasan
Data soal:
m1 = 100 gram
m2 = 200 gram
c1 = 0,2 kal/gr°
c2 = 1 kal/gr°C
ΔT1 = t − 30
ΔT2 = 90 − t

Asas pertukaan kalor/asas black
Qlepas = Qterima
m2 x c2 x ΔT2 = m1 x c1 x ΔT1
200 x 1 x (90 − t) = 100 x 0,2 x (t − 30)
18000 − 200t = 20 t − 600
18000 + 600 = 200t + 20t
18600 = 220t
t = 18600 / 220
t = 84,5 °C

Soal No. 9
Peristiwa-peristiwa berikut berkaitan dengan proses perpindahan kalor:
1) besi yang dibakar salah satu ujungnya, beberapa saat kemudian ujung yang lain terasa panas.
2) terjadinya angin darat dan angin laut
3) sinar matahari sampai ke bumi
4) api unggun pada jarak 3 meter terasa panas
5) asap sisa pembakaran bergerak melalui cerobong dapur
6) air yang direbus, bagian bawah mengalir ke atas.
7) gelas kaca diisi air panas, bagin luar gelas ikut terasa panas.
8) pakaian yang lembab disetrika menjadi kering
Pilahkan peristiwa-peristiwa di atas berdasarkan kaitannya dengan perpindahan kalor secara konduksi, konveksi dan radiasi!

Pembahasan
1) besi yang dibakar salah satu ujungnya, beberapa saat kemudian ujung yang lain terasa panas → konduksi
2) terjadinya angin darat dan angin laut→ konveksi
3) sinar matahari sampai ke bumi → radiasi
4) api unggun pada jarak 3 meter terasa panas → radiasi
5) asap sisa pembakaran bergerak melalui cerobong dapur → konveksi
6) air yang direbus, bagian bawah mengalir ke atas → konveksi
7) gelas kaca diisi air panas, bagin luar gelas ikut terasa panas→ konduksi
8) pakaian yang lembab disetrika menjadi kering→ konduksi

Soal No. 10
Perhatikan grafik berikut:



Air bermassa 500 gram mengalami penurunan suhu dari D menjadi C. Jika kalor jenis air 4200 J/kg°C, tentukan jumlah kalor yang dilepaskan oleh air, nyatakan dalam satuan kilojoule!

Pembahasan
Q = m x c x Δ T
Q = 0,5 x 4200 x 50
Q = 105000 joule
Q = 105 kJ

Read more: http://fisikastudycenter.com/fisika-smp/53-kalor-7-smp#ixzz2TKWxCWcK

12 Mei 2013

Menjadi Guru Adalah Pengabdian, Menjadi Guru Berprestasi Adalah Kebanggaan



Judul :
Menjadi Guru Adalah Pengabdian, Menjadi Guru Berprestasi Adalah Kebanggaan

Bab 1 : Latar Belakang
            “Hiduplah untuk memberi sebanyak – banyaknya, bukan untuk menerima sebanyak – banyaknya” ( Pak Harfan dalam Film Laskar Pelangi ).
            Jaman dulu banyak orang yang tidak  mau jadi guru, karena guru jaman dulu adalah pengabdian yang sebenarnya. Banyak guru yang hidupnya serba tidak berkecukupan tapi mereka tetap bertahan dengan profesinya sebagai guru, karena tugas guru dianggap sebagai tugas mulia yang tidak bisa diukur dengan uang.
            Guru banyak disegani murid dan  masyarakat karena pengabdiannya, kesederhanaannya, dan pantang menyerah di tengah keserbatiadaan fasilitas dan kurang perhatian masyarakat / pemerintah terhadap profesi guru.
Dunia pendidikan saat ini sudah jauh berbeda dengan zaman dahulu, dahulu menjadi seorang guru merupakan prestige bagi pandangan masyarakat tetapi berbeda dengan hari ini profesi guru bagaikan emas sehingga banyak orang yang berkeinginan untuk menjadi seorang guru. Mengapa demikian ? 
Pilihan menjadi seorang guru merupakan suatu pilihan yang tepat , hal ini dilihat dari waktu kerja guru yang lebih pendek dibanding  dengan pekerjaan lain . bidang tugasnya bisa dikatakan mudah dan menyenangkan. Selain itu kedudukan guru dimasyaribakat dipandang terhormat karena ilmu yang diajarkan sangatlah berharga. Dengan fenomena seperti itulah maka profesi guru sekarang menjadi incaran sebagian orang. Dari hal tersebut maka terkadang timbul  suatu pertanyaan masih layakkah ungkapan Guru Adalah Pahlawan Tanpa Tanda Jasa? 

Tetapi jaman telah berubah, guru tampaknya sudah menjadi suatu profesi yang menjanjikan, terutama dilihat dari segi materi. Pemerintah telah mengalokasikan dana sebesar 21% dari APBN, untuk peningkatan kualitas pendidikan termasuk didalamnya kesejahteraan guru.
Namun pengabdian tidak diukur dari besar kecilnya penghasilan, karena gaji besar bukan jaminan meningkatnya kualitas pendidikan. Wallahu alam. Pendidikan di Indonesia belum mengalami pemerataan pendidikan, artinya masih banyak daerah – daerah terpencil di Indonesia yang kekurangan guru. Padahal kita ketahui gurulah yang akan mengubah paradigma siswa yang tidak paham menjadi paham, yang tidak tahu menjadi tahu, yang tidak mengerti menjadi mengerti. Dengan kata lain tanpa kehadiran guru, profesi – profesi lain tidak akan berkembang.
Dengan kondisi yang demikian memotivasi penulis untuk mengabdikan diri karena pengabdian guru didasari semangat pengabdian memanusiakan manusia yang merupakan pondasi pendidikan kita.
Namun perkembangan jaman semakin lama sangat sulit menemukan pribadi – pribadi yang bersedia mengamalkan baktinya untuk menjadi guru tanpa diikuti adanya tuntutan materi. Bagaimanapun materi juga tak dapat dinafikkan untuk menopang kebutuhan hidup guru. Tidaklah berlebihan jika pengabdian guru yang tanpa ambisi memperoleh kedudukan serta materi kepadanya layak disebut pahlawan tanpa tanda jasa.
Keadaan telah berubah, gejala peningkatan minat masyarakat untuk terjun dalam peluang dunia kerja menjadi tenaga pendidik, berprofesi sebagai guru. Hal tersebut berbeda keadaannya dengan  kurun waktu 10 – 20 tahun ke belakang. Citra guru masih memiliki kesan sebagai satu profesi yang luhur. Keluhuran dedikasi teralamatkan pada gaji guru yang sangat tidak sesuai dengan kebutuhan hidupnya. Popularitas guru sebagai profesi berada jauh dibawah profesi mentereng lainnya, misal dokter.
Maka tak heran jika ada guru sepulang mengajar kemudian bekerja sambilan seperti gambaran Iwan Fals dalam lagunya “Oemar Bakri”. Gambaran oemar bakri, sekarang ini hampir dikatakan tidak ada lagi. Fenomena yang ada, lebih bijaksana kjika profesi guru tidak dijadikan sebagai profesi untuk menumpuk materi, tapi perlu dipilah – pilah antara profesi guru sebagai bentuk profesionalisme kerja dengan profesi guru sebagai bentuk pengabdian masyarakat.
Visi serta misi hidup dan kehidupan penulis adalah hiduplah dalam pengabdian yang dilandasi keikhlasan, untuk pengabdian masyarakat.

Bab 2 : Menjadi Guru Adalah Pengabdian, Menjadi Guru Berprestasi Adalah Kebanggaan
            “Pendidikan bukanlah segala – galanya, namun segala – galanya berawal dari pendidikan”. (peribahasa)
            Pengabdian adalah perbuatan baik untuk kepentingan manusia itu sendiri. Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan dan kesetiaan, cinta, dan kasih sayang atau satu ikatan semua itu dilakukan dengan ikhlas.
Di dalam jejaring sistem pendidikan yang begitu kompleks, guru berperan sebagai sentral. Kualitas guru adalah bagaimana guru mengabdi, bagaimana cara guru mencintai profesinya. Ketika guru mencintai profesinya, maka pengabdiannya akan seluruhnya diberikan pada siswa – siswanya, akan dilakukan yang terbaik yang mampu dilakukan oleh guru tersebut.
Tak mengenal lelah dan tempat guru mengabdi dengan tulus mencerdaskan anak bangsa. Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa, yang benar – benar berjuang untuk negeri. Kesediaan seorang guru ditempatkan dipelosok adalah pengabdian yang menuntut pengorbanan.
Tanggung jawab guru yang terpenting adalah merencanakan dan menuntun murid – murid melakukan kegiatan – kegiatan belajar untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang diinginkan serta mengembangkan kurikulum sekolah. Selain itu tanggung jawab seorang guru yang dengan membina siswa agar menjadi manusia berwatak ( berkarakter ). Mengembangkan watak dan kepribadiaan siswa sehingga mereka memiliki kebiasaan, sikap dan cita – cita, berpikir dan berbuat, berani dan bertanggung jawab, ramah dan mau bekerjasama, bertindak atas dasar nilai – nilai moral yang tinggi. Semua jadi tanggung jawab guru.
Kontekstualisasi dalam perbedaan guru dulu dengan guru sekarang, sangat disadari bukanlah satu pekerjaan yang gampang, tetapi usaha – usaha itu diperlukan untuk menghindari ketrjebakan psikis profesionalisme kerja pada pencapaian hasil materi semata.
Sering dijumpai di lapangan, beberapa guru mengajar hanya sebagai rutinitas administratif kerja semata. Misal, ketika guru masuk dalam kelas, kemudian memberikan materi pembelajaran seadanya, tanpa persiapan dan konsep layaknya silabus, RPP. Bahkan miris, jika seorang guru justru mangkir dari tugasnya lantaran harus memilih kerja sampingan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari – hari.
Memahami betapa pentingnya peran guru sebagai pilar membangun moral generasi muda bangsa, maka pribadi unggul pada idealisme guru dalam arti kemurniaan pengabdian untuk mendidik adalah yang utama.
Guru berprestasi adalah guru yang memiliki kemampuan dan keberhasilan melaksanakan tugas dengan kepribadian yang sesuai dengan profesi guru dan memiliki wawasan kependidikan sehingga , secara nyata mampu meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran atau bimbingan melebihi yang dicapai oleh guru lain sehingga dapat dijadikan panutan oleh siswa, rekan sejawat maupun masyarakat sekitar.
Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun kelompok. (Djamarah, 1994). Prestasi tidak mungkin dicapai tanpa adanya pengorbanan, dan tindakan  yang sungguh – sungguh. Dalam kenyataannya prestasi untuk mendapatkan prestasi tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, tetapi harus dengan pengorbanan dan berbagai rintangan dalam mencapainya. Hanya dengan keuletan, kegigihan dan optimisme prestasi dapat dicapai.
Menjadi guru berarti menjadi pemburu dan pecinta ilmu. Guru `dipaksa` untuk terus berolah pikir. Mengembangkan ilmu yang diperoleh selama di sekolah dan kuliah. Tidak jarang, guru bahkan mendapatkan ilmu baru yang tidak ada dibangku sekolah atau kuliah. Belum lagi beragam persoalan menyangkut murid, semakin menambah kematangan pribadi guru dalam berpikir dan bersikap. Inilah universitas kehidupan yang sesungguhnya.
Seorang guru berprestasi adalah harapan dunia pendidikan dan pilar tegaknya kemajuan bangsa. Guru berprestasi adalah yang mampu mengabdi dengan penuh ketulusan, yang rela mengorbankan waktu, tenaga, dan pikirannya dalam mentransfer ilmunya kepada peserta didik. Guru berprestasi adalah yang mampu melihat, mendengar, dan merasakan setiap kesulitan yang dihadapi anak didiknya. Ia tidak hanya mampu mengajar tetapi juga mampu mendidik dan memberi kasih sayang kepada anak didik. Dan guru berprestasi adalah yang mampu menjunjung tinggi profesionalitas dan kualitas pengajarannya sebagai pendidik.
Keberhasilan guru berprestasi tidak terletak pada jabatan dan uang, tetapi pada orang yang mengerjakannya. Karakter dan sikap mental seseorang lebih menentukan keberhasilan ketimbang jabatan dan uang, karena jabatan dan uang adalah bersifat kebendaan duniawi yang begitu fana dan rapuh, yang sewaktu – waktu bisa hilang atau rusak. Guru yang berprestasi memiliki karakter dan sikap mental yang baik dan kuat terwujud dari sifat, sikap dan perilaku yang dimasukan dalam kategori positif, yaitu jujur, percaya diri dan dapat dipercaya, rendah hati, tangguh, ulet, optimis, pantang menyerah, disiplin.
Guru adalah cermin keteladan bagi anak didiknya, maka pantulan segala bentuk prestasi, kelebihan, kemampuan, kecerdasan, kebijaksanaan, kasih sayang, dan segala bentuk pemahaman kepada anak didik dengan penuh ketulusan dan kerendahan hati. Dalam pengembangan diri, seorang guru tidak bisa hanya sekedar belajar teori – teori dalam ruangan yang terbatas, melainkan guru harus berpikir tentang hal – hal yang berkaitan dengan masalah – masalah dalam kehidupan sehari – hari, yang terpenting adalah bagaimana seorang guru harus berpikir secara mandiri, kreatif, inovatif dan berkualitas.
Guru harus mampu melaksanakan dan mengatur waktunya dengan baik. Guru harus mampu mengatur pekerjaan dengan baik, maka pekerjaan yang perlu ditangani sendiri dan mana yang perlu ditangani dan didelegasikan kepada orang lain. Guru harus bisa menghargai apa yang perlu dihargai menurut skala prioritas. Seorang guru sesibuk apapun harus selalu mengambil keputusan untuk menciptakan suatu rencana – rencana. Seorang guru harus selalu memulai hari – harinya dengan sesuatu dari hasil ciptaannya atau kemampuan sendiri. Seorang guru harus mampu melakukan sesuatu secara efektif, efisien, dan produktif, misalnya dalam hal belajar mengajar, mengembangkan kecerdasan anak didiknya dan mengembangkan profesionalitasnya sebagai guru atau hal – hal lainnya.
Banyak orang yang merasa bangga dengan kekayaannya, bangga dengan keilmuannya, dan bangga dengan kekuasaannya. Sebagai guru yang mampu mengabdikan diri penuh ketulusan pada anak didik, dan mampu berhasil menjadi guru yang berprestasi adalah merupakan kebanggaan penulis. Penulis bangga dengan pengabdian sebagai sebagai guru, bangga sebagai guru berprestasi. Kebanggaan sebagai guru berprestasi adalah prestasi yang mulia, prestasi untuk menjadi lebih baik dari hari ke hari. Bangga atas keberhasilan menjadi guru berprestasi harus dijadikan sebagai pemicu untuk terus berprestasi.

Bab 3 : Pengabdian Dalam Bermasyarakat
 Kita jadi pandai membaca dan menulis, karena siapa ?
Kita jadi tahu karena siapa ?
Kita jadi bisa dibimbing bu guru
Kita jadi bisa dibimbing pak guru
Guru bak pelita penerang dalam gulita
Jasamu tiada tara
Sungguh jasa guru tidak bisa dibilang dengan materi, tidak bisa diungkap dengan indahnya untaian mutiara kata, karena jasa guru tiada tara. Jasa guru yang hadir karena pengabdian yang tulus dengan kemurnian dan keikhlasan profesi. Guru bukan sekedar pekerjaan, tetapi profesi. Profesi merupakan tugas yang diberikan dan diterima dalam rangka hidup ditengah – tengah masyarakat majemuk. Profesi menuntut pendidikan dan ketrampilan yang amat tinggi serta spesialisasi yang tajam, dituntut tanggung jawab dan komitmen. Profesi pengabdian masyarakat yang luas kadang kala harus diawali semacam sumpah jabatan.
Peluang kerja guru di era globalisasi semakin terbuka lebar. Berdasarkan data empat tahun lalu, jumlah peserta didik di Indonesia dari SD hingga SMA mencapai 51 juta sedangkan jumlah gurunya hanya 2,2 juta guru. Akan tetapi perlu diperhatikan guru tidak sebagai pekerjaan tapi juga bagaimana mutunya. Demikian dikemukakan pengamat pendidikan Prof. Dr. Arief Rahman, M.Pd di sela-sela Seminar Ekonomi Pendidikan Kreatif Universitas Pasundan dengan tema "Peluang Kerja Menjadi Guru di Era Globalisasi dan Memanfaatkan Ekonomi Kreatif Sebagai Bisnis di Masa Depan di Aula Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Jln. Tamansari, Kota Bandung, Kamis (7/3/13).
Untuk menjadi guru harus ada jiwa pengabdian, sikap-sikap yang baik harus dikembangkan. Kemudian baru ilmu, dan ketrampilan sehingga dampaknya pada status dan kesejahteraan guru akan mengikuti. Jangan menjadi guru yang dikejar kesejahteraan guru. Distribusi guru kondisi sampai saat ini belum merata. Guru lebih banyak di kota daripada di pedesaan karena peluang dan pendapatan lebih baik. Mungkin harus diperbaiki apa yang ingin dikejar, status boleh tapi yang utama prestasi.
Sosok professional guru ditunjukkan melalui tanggung jawabnya dalam melaksanakan seluruh pengabdiannya. Guru professional hendaknya mampu memikul dan melaksanakan tanggung jawab sebagai guru kepada peserta didik, orang tua, masyarakat, bangsa, negara, dan agamanya. Guru dituntut mencari tahu terus-menerus bagaimana seharusnya peserta didik itu belajar. Maka, apabila ada kegagalan peserta didik, guru terpanggil untuk menemukan penyebabnya dan mencari jalan keluar bersama peserta didik; bukan mendiamkannya atau malahan menyalahkannya.
Menjadi guru bukan sebuah proses yang yang hanya dapat dilalui.
Guru bukanlah sekedar pekerjaan, guru adalah lebih dari sebuah pengabdian. Pengabdian kepada Allah SWT, pengabdian kepada masyarakat, pengabdian kepada siswa, yang membutuhkan bantuan dalam menggapai beragam ilmu pengetahuan.
Pengabdian kepada masyarakat sebagai warga negara selalu ingin berperan aktif dalam upaya mencerdaskan anak bangsa dan kehidupan bangsa. Kalau dulu para pahlawan berjuang dengan mengangkat senjata, sekarang dalam mengisi kemerdekaan, para guru berjuang mengangkat pena demi mengangkat derajat dan martabat generasi penerus bangsa agar tidak tertinggal oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Agar dapat bersaing dalam perputaran roda kehidupan di jaman yang terus maju ini.
Memiliki rasa pengabdian kepada masyarakat. Pendidikan memiliki peran sentral dalam membangun masyarakat untuk mencapai kemajuan. Guru sebagai tenaga pendidikan memiliki peran penting dalam mencerdaskan kehidupan masyarakat tersebut. Untuk itulah guru dituntut memiliki pengabdian yang tinggi kepada masyarakat khususnya dalam membelajarkan anak didik.
Bekerja atas panggilan hati nurani. Dalam melaksanakan tugas pengabdian pada masyarakat hendaknya didasari atas dorongan atau panggilan hati nurani. Sehingga guru akan merasa senang dalam melaksanakan tugas berat mencerdaskan anak didik.
Pengabdian kepada masyarakat sekitar dengan membantu mengembangkan, mengeksplor, mengolah kemampuan masyarakat sekitar, dengan memberikan bantuan dan bimbingan belajar secara cuma – cuma kepada anak – anak generasi bangsa yang masih duduk di bangku sekolah. Memberikan bimbingan ekstrakurikuler di sekolah agar siswa berkembang secara afektif dan psikomotorik. Dengan demikian pengabdian seorang guru bukan hanya tuntutan kewajiban secara administratif. Guru berkewajiban membantu, mengfasilitasi siswa untuk mampu mengeksplor kemampuan dirinya sebagai pengabdian masyarakat.

Bab 4 : Harapan dan Rencana Kegiatan Masa Datang
            Harapan penulis menjadi guru adalah pengabdian, menjadi guru berprestasi adalah kebanggaan adalah :
Ingin mengabdi menjadi guru yang  bukan sekedar janji semata namun dalam bentuk nyata benar – benar pengabdian yang penuh ketulusan, keikhlasan, kejujuran, penuh inovasi, pengorbanan waktu, tenaga maupun materi, untuk mencerdaskan, membimbing, mendidik jiwa – jiwa muda generasi penerus bangsa.
            Rencana kegiatan masa datang :
-          Meningkatkan kreativitas guru bukan sekedar penguasaan teori.
-          Meningkatkan efektivitas pengelolaan kelas.
-          Meningkatkan karya inovatif guru dalam pengelolaan kelas.
-          Meningkatkan kedekatan dan keakraban guru dengan siswa, sebagai jembatan pengembangan pengabdian masyarakat, melalui kelompok belajar siswa, juga ekstrakurikuler.

Penutup
Kesimpulan
            Menjadi guru adalah pengabdian, menjadi guru berprestasi adalah kebanggaan, ini merupakan suatu fenomena bahwa pengabdian seorang guru haruslah merupakan pengabdian dengan ketulusan, keikhlasan, yang rela mengorbankan waktu, tenaga dan pikirannya dalam mentransfer ilmu, mendidik anak didik, dapat dijadikan teladan baik oleh anak didik, rekan sejawat maupun masyarakat. Keberhasilan guru menjadi guru berprestasi bukanlah diukur pada jabatan dan uang, tapi pada hasil pengabdian dan pengorbanannya. Guru berprestasi adalah seseorang yang memiliki karakter dan sikap yang positif, yaitu jujur, percaya diri dan dapat dipercaya, rendah hati, tangguh, ulet, optimis, pantang menyerah, dan disiplin.

Daftar  Pustaka
Djamarah, Syaiful Bahri, 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya : Usaha Nasional.
E. Mulyasa. 2003. Menjadi Guru Profesional. Rosda Karya.
Nurkencana, 2005. Evaluasi Hasil Belajar Mengajar. Surabaya. Usaha Nasional.
Slameto, 2003. Belajar dan Faktor – faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta.
Tohar.2011. Selisih Guru Dulu dan Sekarang ,(Osnline),(www.education.com diakses 11 Juni 2012)

28 Maret 2013

Sesuatu yang aneh terjadi dalam setiap kehidupan. Percaya atau tidak,,,hal aneh bisa terjadi dalam setiap saat. Sore,,,setelah ashar,,,aroma melati itu datang lagi. Awal...masuk rumah wangi melati itu menyeruak hidung, begitu dalam. aku biarkan,,, sampai wangi melati itu mengikuti setiap langkahku. Mulai dari teras rumah,masukn ke ruang tamu,,, kemudian menyusul kedalam kamarku. Berasa seperti ada yang mengikuti setiap langkahku.
Seperti ada yang mengikuti dengan pandangannya yang tajam, mengikuti setiap apapun yang aku lakukan. terasa merinding,,aroma melati itu semakin tajam menusuk hidungku, tanpa ku sadari,,,tanpa kupahami,,,apa sebenarnya yang sedang terjadi pada diri ini.
Memasuki sholat maghrib, sholat isya, sampai larut malam,,,masih terasa wangi melati itu.
Anehnya,,,hanya aku yang merasakan semua itu.


21 November 2012

Belajar Biologi

Kinerja Ilmiah

Kompetensi Dasar :
  • Melaksanakan pengamatan objek secara terencana dan sistematis untuk memperoleh informasi gejala alam biotik dan abiotik.
  • Menggunakan mikroskop dan peralatan pendukung lainnya untuk mengamati gejala - gejala kehidupan.
  • Menerapkan keselamatan kerja dalam melakukan pengamatan gejala - gejala alam.
Standar Kompetensi :
Memahami gejala - gejala alam melalui pengamatan.

PETA KONSEP



Kinerja Ilmiah
meliputi : Metode Ilmiah
               - Langkah - langkah Ilmiah
               - Sikap Ilmiah
              Mikroskop
              - Mekanik
              - Alat Optik
              Keselamatan Kerja

Metode Ilmiah
Alat bantu yang digunakan peneliti antara lain : Lup, Mikroskop, neraca, penggaris, alat ukur panjang, serta alat lainnya. Metode ilmiah adalah suatu cara memecahkan masalah imiah dengan langkah - langkah tertentu yang telah teratur. Metode Ilmiah dalam penerapannya menggunakan langkah - langkah tertentu.

Langkah - langkah Metode Ilmiah :
  1. Merumuskan masalah.
  2. Mengumpulkan data.
  3. Membuat hipotesis.
  4. Melakukan eksperimen.
  5. Menarik kesimpulan.
  6. Menguji kesimpulan dengan eksperimen ulang.
Dengan metode ilmiah maka permasalahan dapat diselesaikan dengan baik secara terencana dan terprogram. Metode ilmiah merupakan jembatan emas yang gemilang untuk menyelesaikan masalah. Maka seorang peneliti harus mempunyai sikap ilmiah.
Sikap ilmiah yang harus dimiliki oleh seorang peneliti atau ilmuwan :
  1. Jujur dalam mengutarakan pendapat atau hasil penelitian.
  2. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.
  3. Disiplin dalam penelitian.
  4. Obyektif sesuai hasil yang didapat dari pengamatan.
  5. Dapat dipercaya.
  6. Terbuka dalam menerima saran dan kritik yang membangun.
  7. Sabar.
  8. Teliti dan cermat.
  9. Tidak putus asa.








19 November 2012

Cara Membuat Bakteri Acetobacter Xylinum (Bakteri Nata)

Secara kegunaan, Acetobacter Xylinum digunakan untuk segala bentuk bioteknologi yang menghasilkan nata. Acetobacter Xylinum dapat dibeli "bibit" di LIPI atau balai penelitian lainnya, bahkan harganya sangat terjangkau. tetapi bagi yang malas ke LIPI atau jauh dari penelitian sejenisnya , kita bisa membuat sendiri Acetobacter Xylinum dengan mudah.

Bahan : 
Nanas matang 1 buah
Gula Pasir secukupnya
Air

Alat : 
Pisau
Blender
Saringan
Botol plastik / kaca atau botol bekas lainnya
Wadah

Prosedur Pembuatan : 
  1. Kupas nanas matang sebanyak satu buah, lalu cuci hingga bersih.
  2. Potong kecil - kecil nanas tersebut, masukan ke dalam blender.
  3. Setelah hancur, peras ambil air nanas dan saring.
  4. Pakai ampas nanas hasil saringan, lalu tambahkan gula pasir dan air dengan perbandingan ampas nanas : gula pasir : air = 6 : 3 : 1
  5. Aduk campuran tersebut sampai rata, kemudian masukan ke dalam botol yang tertutup rapat.
  6. Diamkan selama 2 - 3 minggu sampai terbentuk lapisan putih di atas campuran tersebut. Simpan di dalam temperatur kamar, jangan membuka tutup botolnya (lihat penjelasan).
  7. Bagian yang digunakan untuk membuat nata adalah air dari campuran tersebut yang mengandung bakteri Acetobacter Xylinum, (disebut starter atau bibit Acetobacter Xylinum).